Jumat, 15 Februari 2013

Unknown

Makam Putri Tujuh



Makam Putri Tujuh merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di Kota Dumai, Propinsi Riau. Makam ini dipercaya mempunyai nilai sejarah dan keunikan tersendiri. Tidak seperti makam pada umumnya, di makam ini terdapat tujuh kuburan putri yang dimakamkan secara bersama-sama. Ketujuh putri tersebut merupakan anak dari Ratu Cik Sima, penguasa Kerajaan Seri Bunga Tanjung. Ketika perang melanda kerajaan Seri Bunga Tanjung, tujuh putri kerajaan ini meninggal dengan cara misterius dan dimakamkan secara bersama-sama. Makam Putri Tujuh inilah yang merupakan bukti keberadaan cerita meninggalnya tujuh putri kerajaan Seri Bunga Tanjung tersebut.
Dalam legendanya, konon, pada zaman dahulu kala hiduplah tujuh orang putri dalam Kerajaan Seri Bunga Tanjung yang diyakini bertempat di daerah Dumai sekarang. Ketujuh putri tersebut mempunyai paras yang cantik. Namun, di antara tujuh putri ini, putri bungsulah yang paling cantik. Ia bernama Mayang Sari. Namun karena kecantikannya itu, ia dikenal dengan nama Mayang Mengurai.
Pada suatu hari, tujuh putri istana itu mandi di Lubuk Sarang Umai. Karena asik bercengkerama, ketujuh putri tersebut tak menyadari kalau mereka diperhatikan oleh beberapa orang. Orang-orang ini adalah pangeran dari Kerajaan Empang Kuala beserta pengawal-pengawalnya. Pangeran Empang Kuala merasa terpesona dengan Putri Mayang Sari dan berhasrat meminang sang putri. Pada saat yang ditentukan, datanglah utusan pangeran Empang Kuala ke Kerajaan Seri Bunga Tanjung dengan tujuan melamar putri Mayang Sari. Namun, menurut adat Kerajaan Seri Bunga Tanjung, hanya putri sulunglah yang berhak mendapat pinangan dulu, sedangkan putri Mayang Sari adalah putri bungsu yang belum boleh menerima lamaran. Oleh karena aturan adat tersebut, maka lamaran Pangeran Empang Kuala pun ditolak.  
Mendengar laporan penolakan lamaran itu, sang pangeran pun naik pitam dan dengan segera memerintahkan pasukannya untuk menyerang Kerajaan Seri Bunga Tanjung. Pada suatu hari, Kerajaan Seri Bunga Tanjung akhirnya diserang oleh bala tentara Kerajaan Empang Kuala, yang mengakibatkan kesalamatan keluarga istana terancam. Ratu Cik Sima, sebagai penguasa Raja Seri Bunga Tanjung, dengan segera melarikan ketujuh putrinya ke tengah hutan dan menyembunyikannya di dalam sebuah lubang yang terlindung oleh pepohonan dengan berbekal makanan seperlunya. Setelah pertarungan dua kerajaan tersebut berakhir, Ratu Cik Sima bergegas mendatangi tempat persembunyian tujuh putrinya. Sesampainya di sana, alangkah terkejutnya sang Ratu karena tujuh putrinya sudah dalam keadaan tak bernyawa, karena kehabisan bekal makanan. Di tempat inilah ketujuh putri tersebut akhirnya dimakamkan.

Unknown

About Unknown -

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :