Senin, 18 Februari 2013

Unknown

Taman Nasional Wasur



Taman Nasional Wasur terletak di Merauke, Papua. Taman Nasional Wasur ini merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai potensi keanekaragam yang sangat tinggi, salah satunya adalah keanekaragaman jenis-jenis burung migran. Sampai saat ini di TN Wasur telah tercatat 403 species burung dengan 74 species diantaranya endemik Papua dan diperkirakan terdapat 114 species yang dilindungi. Keberadaannya sebagai daerah lahan basah merupakan habitat penting bagi burung-burung air di Indonesia khususnya burung migran yang berasal dari Australia dan New Zealand dan memiliki arti penting bagi kepentingan internasional sebagai tempat persinggahan ribuan burung migrasi.

Salah satu mamalia yang populasinya cukup tinggi di Wasur adalah rusa dan kanguru. burung cenderawasih dan kasuari serta jenis kakatua, nuri. Taman Nasional Wasur ini cocok dijadikan obyek wisata berburu rusa terbesar di Indonesia dimasa datang dan di era otonomi khusus Papua.

Taman nasional Wasur seluas 413.800 hektar memiliki hutan sabana basah paling luas di Indonesia bahkan Asia yang kaya dengan aneka jenis flora dan fauna langka serta merupakan tempat persinggahan burung junai yang migran dari Australia utara.


Yang khas di taman ini adalah rumah semut, yang oleh penduduk lokal disebut Musamus.  Sesungguhnya ini adalah rumah rayap yang bisa sampai setinggi 5 meter,  terbuat dari rumput kering dengan perekat air liur rayap. Keistimewaan dari rumah rayap ini adah rancangan ventilasinya yang berupa lorong-lorong yang membantu melindungi dari air hujan, dan membantu melepas panas ke udara ketika musim panas tiba. Musamus ini hanya dapat ditemukan di beberapa tempat di dunia, dan untuk di Indonesia mungkin hanya ada di Merauke saja.

Selain itu sejumlah sungai yang melingkari kawasan taman nasional tersebut mrupakan tempat berkembang biak jenis ikan kakap dan arwana. Di taman ini tumbuh subur berbagai jenis pohon bakau (mangrove), bambu dan sagu yang belum dimanfaatkan untukkepentingan masyarakat.

Terlihat pula satwa Rusa di kawasan tersebut bisa dilihat pada setiap petang saat mentari hampir terbenam.Satwa itu keluar dalam jumlah banyak untuk mencari minum dan pada saat itulah masyarakat melakukan pembantaian untuk dijadikan dendeng guna diantarpulaukan ke luar tanah Papua dengan harga relatif baik.


Unknown

About Unknown -

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :