Rasanya, tak banyak orang yang mengenal Batik Tobal. Di dalam negeri, salah satu batik produksi Pekalongan ini memang tidak banyak dikenal. Namun, di mancanegara Batik Tobal sudah eksis sejak tahun 1971. Semenjak permintaam dari luar negeri merosot akibat krisis ekonomi global Batik Tobal kini menyasar pasar domestik.
"Ekspor (selama) 34 tahun, tapi karena krisis ekonomi global kemudian bom di sana-sini, kemudian itu yang menyebabkan (ekspor terhenti pada kuartal pertama tahun 2007)," ungkap Fatchiyah A Kadir, pendiri Batik Tobal kepada sejumlah wartawan, di Pekalongan, Minggu (2/10/2011).
Ia menuturkan, mulanya ia membuat batik demi memenuhi kebutuhan hidup. Waktu itu, kata dia, batikhandmade hampir kolaps karena batik printing merajai pasar. Batik Tobal pun menyasar pasar internasional dalam bentuk pakaian jadi pada tahun 1971. Waktu itu jalur distribusinya melalui Bali terlebih dahulu.
"Ekspor (secara langsung) mulai tahun 1974 sampai triwulan pertama 2007," tambah dia.
Batik Tobal menyasar pasar Amerika Serikat, Kanada, Perancis, hingga Australia. Jumlah ekspornya mencapai 400 ribuan potong pakaian batik dalam setahun.
Kain yang dipakai Batik Tobal bermacam-macam, mulai dari bahan paris hingga sutra. Penggunaan kain disesuaikan dengan permintaan pelanggan. Batik Tobal juga menciptakan motif batik sesuai dengan permintaan masing-masing negara yang dituju.
"Ciri khas (batik) Tobal semi kontemporer karena permintaan luar negeri tidak bisa memproduksi batik-batik pakem," sebut Fatchiyah.
Untuk itu, batik-batik yang dipasarkannya pun bermotif Hawaian hingga etnis Aborigin. Batik cap lebih banyak dipesan ketimbang batik tulis.
Kini Batik Tobal mulai merambah pasar lokal. Penjualannya tidak sebanyak saat ekspor masih berlangsung. Per tahunnya, kata Fatchiyah, Batik Tobal hanya memproduksi 14 ribu-20 ribu potong pakaian jadi batik.
Namun, ia yakin suatu saat nanti ekspor akan kembali pulih seiring dengan pengakuan UNESCO atas batik sebagai The Intangible Cultural Heritage pada 2 Oktober 2009 .
"Istimewanya batik itu ada rohnya karena pada pembuatannya dahulu kala ada ritual-ritualnya. Batik juga bisa dipakai oleh seluruh lapisan masyarakat kita," ujar dia.
sumber : kompas.com